Komunitas Agen Bola, SBOBET, IBCBET, Prediksi Pasaran Bola & Casino Online Terbesar

Berita Bola

Chelsea Tumbang Di Kandang Manchester United, Semua Berawal Dari Satu Kartu Merah

Berita Bola – Chelsea harus pulang dari Old Trafford dengan tangan hampa setelah takluk 1-2 dari Manchester United lanjutan Premier League, Sabtu (20/9/2025) malam WIB. Duel penuh tensi itu juga diwarnai dengan keluarnya dua kartu merah. Robert Sánchez diusir lebih cepat setelah melakukan pelanggaran terhadap Bryan Mbeumo. Kejadian ini membuat taktik Chelsea berantakan sejak menit awal pertandingan. Manchester United pun langsung memanfaatkan situasi tersebut dengan mencetak dua gol. Bruno Fernandes dan Casemiro menjadi pencetak gol yang membawa tuan rumah unggul. Namun keadaan berbalik setelah Casemiro juga diganjar kartu merah. Chelsea berusaha bangkit, tetapi gol telat Trevoh Chalobah tak mampu menyelamatkan poin. Maresca mengakui rencana yang sudah disusun sejak awal pertandingan gagal dijalankan. Kartu merah Sánchez membuat Chelsea kehilangan arah permainan. Meski sempat mendapat angin segar ketika Casemiro ikut diusir, hal itu tidak cukup. Beberapa peluang yang hadir tak mampu diubah menjadi gol penyeimbang. “Setelah tiga atau empat menit, pertandingan langsung menjadi sulit karena kartu merah,” ujar Maresca. “Untuk Chelsea maupun tim lain, kondisi seperti ini pasti menyulitkan. Kami bisa memulai laga dengan lebih baik, tetapi setelah kartu merah Casemiro, barulah kami punya kesempatan kembali,” ucapnya. Pelatih asal Italia itu juga menjelaskan alasan di balik pergantian cepat yang dilakukannya. Menurutnya, Chelsea harus menyesuaikan pendekatan setelah kehilangan satu pemain. Estevao Willian dan Pedro Neto ditarik keluar lebih awal, digantikan oleh Filip Jorgensen dan Tosin. Sementara Cole Palmer juga harus rela diganti oleh Andrey Santos. “Alasan kami mengganti Pedro dan Estevao adalah karena mereka menyerang dengan lima pemain,” kata Maresca. “Kami hanya bertahan dengan empat pemain, dan itu masih bisa dilakukan saat bermain sebelas lawan sebelas. Tapi ketika kehilangan satu pemain, kami perlu bertahan lebih lebar, jadi kami putuskan menggunakan lima bek,” jelasnya. Ketika Casemiro diusir, Chelsea sempat mendapatkan momentum. Mereka lebih mendominasi permainan dan menciptakan sejumlah peluang berbahaya. Gol Wesley Fofana sempat memberi harapan, tetapi dianulir karena offside. Sedangkan peluang Andrey Santos di menit akhir berhasil dimentahkan pertahanan United. “Kami punya dua atau tiga momen berbahaya di dalam kotak penalti pada babak kedua,” ujar Maresca. “Namun, sejak kartu merah itu, semua rencana dan persiapan yang kami buat sebelumnya seakan tidak ada lagi,” tambahnya.

Chelsea Tumbang Di Kandang Manchester United, Semua Berawal Dari Satu Kartu Merah Read More »

Setelah Kemenangan MU Atas Chelsea, Amad Diallo Dan Alejandro Garnacho Bertukar Jersey

Berita Bola – Amad Diallo menjadi sorotan setelah laga Manchester United kontra Chelsea di Old Trafford. Pemain asal Pantai Gading itu terlihat menukar jersey dengan mantan rekan setimnya, Alejandro Garnacho. Momen itu terjadi setelah United menang tipis 2-1 atas Chelsea pada Sabtu (21/9/2025) malam WIB. Padahal, Garnacho baru saja kembali ke markas lamanya dalam suasana yang cukup tegang. Winger Argentina itu mendapat sambutan kurang bersahabat dari suporter United. Chant bernada ejekan terdengar dari tribun Stretford End saat ia berjalan ke lorong stadion. Meski demikian, Amad menunjukkan sikap hangat. Ia tetap tersenyum bersama Garnacho saat berfoto usai pertandingan. Garnacho meninggalkan Manchester United pada bursa transfer musim panas lalu. Ia kemudian bergabung dengan Chelsea dengan nilai transfer mencapai 40 juta pounds. Namun, kepulangannya ke Old Trafford tidak berjalan mulus. Garnacho hanya duduk di bangku cadangan dan tidak mendapatkan menit bermain. Suporter United pun terus melontarkan chant bernada sinis sepanjang laga. Situasi ini menambah tensi saat pemain Argentina itu kembali ke stadion lama. Meski hubungan Garnacho dengan beberapa mantan rekan sempat tegang, Amad bersikap berbeda. Kedua pemain terlihat akrab setelah laga berakhir. Amad menukar jersey dengan Garnacho di dekat ruang ganti Chelsea. Momen ini kemudian diabadikan dalam foto yang viral di media sosial. Aksi Amad menuai berbagai respons dari penggemar United. Beberapa menyebutnya kurang peka terhadap suasana pertandingan. Pelatih Chelsea, Enzo Maresca, menjelaskan alasan Garnacho tidak dimainkan. Ia menegaskan perubahan dilakukan karena Wesley Fofana mengalami masalah fisik. “Garna, dia sebenarnya sudah siap masuk, tapi kemudian Wes meminta pergantian karena kelelahan setelah bermain cukup lama, jadi kami memutuskan untuk memasukkan Tyrique , dan idenya adalah memberi Garnacho menit bermain,” jelasnya. Maresca juga menekankan keputusan itu sama sekali tidak terkait dengan reaksi negatif fans United. Garnacho tetap akan mendapat kesempatan bermain di laga berikutnya. “Tidak, juga karena dia memang siap, dan dia sudah siap masuk, lalu Wes yang meminta pergantian,” tambah Maresca.

Setelah Kemenangan MU Atas Chelsea, Amad Diallo Dan Alejandro Garnacho Bertukar Jersey Read More »

Casemiro Dikartu Merah Saat MU vs Chelsea, Ruben Amorim Tetap Membela Sang Gelandang

Berita Bola – Manchester United meraih kemenangan krusial 2-1 atas Chelsea di Old Trafford, Sabtu (20/9/2025) malam WIB. Akan tetapi, laga tersebut juga menyisakan cerita pahit bagi Casemiro. Gelandang asal Brasil itu harus angkat kaki lebih cepat dari lapangan setelah diganjar dua kartu kuning. Kondisi ini membuat paruh kedua pertandingan berlangsung lebih tegang untuk kubu tuan rumah. Chelsea sempat memperkecil ketertinggalan lewat gol Trevoh Chalobah di menit akhir. Kendati demikian, Setan Merah mampu menjaga skor hingga laga tuntas dan memastikan tiga angka. Ruben Amorim kemudian angkat bicara mengenai insiden Casemiro. Menurutnya, sang pemain bertindak demikian karena rasa tanggung jawab yang begitu besar terhadap tim. Casemiro sudah lebih dulu menerima kartu kuning pada menit ke-17 setelah melakukan pelanggaran kepada Enzo Fernandez. Tidak lama setelah itu, ia kembali diganjar kartu kuning akibat tekel keras kepada Andrey Santos. Alhasil, Manchester United harus tampil dengan 10 pemain sejak awal babak kedua. Amorim menegaskan bahwa Casemiro justru merasa paling terpukul dengan keputusan wasit. “Dia lebih menderita dibanding saya,” kata Ruben Amorim kepada BBC Sport. “Kami menang jadi saya bisa sedikit melupakannya, tapi dia akan terus merasa bersalah karena dia seorang profesional top. Dia tahu apa yang sudah dilakukan, dan dengan pengalamannya seharusnya tidak melakukan pelanggaran itu. Dia terlalu peduli,” ujarnya. Sebagian pihak menilai Casemiro dikartu merah karena tidak tahan tekanan di laga besar. Namun, Amorim menolak anggapan tersebut dan menegaskan ada alasan lain. Ia menyebut pengalaman panjang Casemiro di panggung Eropa justru membuatnya terbiasa dengan situasi sulit. Menurut Amorim, tindakan sang gelandang lahir dari keinginan kuat untuk melindungi timnya. “Sulit untuk mengatakan. Dengan Casemiro, itu bukan tekanan,” ucap Amorim. “Dia punya lima gelar Liga Champions. Saya bahkan merasa tekanan lebih banyak dirasakan oleh pemain muda. “Mungkin karena dia terlalu peduli—kami sudah cetak gol lalu dia lakukan tekel itu. Lawan hanya sekali melewati setengah lapangan dan kami ingin merebut bola secepatnya. Jadi saya pikir bukan soal tekanan, hanya karena terlalu ingin menang saat itu. Itu bukan hal buruk,” tegasnya.

Casemiro Dikartu Merah Saat MU vs Chelsea, Ruben Amorim Tetap Membela Sang Gelandang Read More »

Meski Berhasil Kalahkan Chelsea, Manchester United Masih Suka Persulit Diri

Berita Bola – Manchester United akhirnya mampu keluar dari tekanan usai meraih kemenangan 2-1 atas Chelsea di Old Trafford pada Sabtu (20/9/2025) malam WIB. Hasil ini seakan memberi napas segar bagi Ruben Amorim yang sebelumnya berada dalam sorotan tajam. Pertandingan sendiri berlangsung penuh drama sejak menit awal. United sempat tampil dominan, tetapi situasi berubah ketika mereka harus kehilangan salah satu pemain penting. Chelsea tak menyerah begitu saja dan mampu memperkecil ketertinggalan di penghujung laga. Meski begitu, Setan Merah tetap berhasil menjaga skor hingga peluit panjang berbunyi. Kemenangan ini membawa United naik ke papan tengah klasemen sementara. Amorim pun menekankan pentingnya konsistensi agar tim tidak kembali terjebak dalam masalah yang sama. United mengawali laga dengan percaya diri setelah unggul cepat lewat dua gol. Mereka juga diuntungkan dengan kartu merah yang diterima kiper Chelsea, Robert Sanchez. Namun, situasi berubah drastis saat Casemiro diganjar kartu merah menjelang turun minum. Kondisi ini membuat paruh kedua pertandingan jauh lebih menegangkan. “Ini sangat penting dan saya rasa kami pantas mendapatkannya,” kata Ruben Amorim. “Kami memulai laga dengan sangat baik, menekan lawan, dan menunjukkan bahwa kami hadir, bahkan untuk membangkitkan semangat fans kami,” tambahnya. “Tentu saja kartu merah untuk kiper lawan sangat membantu kami, tapi kami tetap mengendalikan permainan dan mencetak dua gol,” ujar Amorim. “Dengan semua berjalan baik, kami malah membuatnya rumit dengan kartu merah. Babak kedua kami cukup mengendalikan, tapi 15 menit terakhir sangat berat. Mereka mencetak gol dan kami menderita bersama, tapi akhirnya kami menang,” jelasnya. Kemenangan atas Chelsea bisa menjadi titik balik penting bagi United. Amorim kini menargetkan agar timnya mampu meraih kemenangan beruntun ketika melawan Brentford akhir pekan depan. Pelatih asal Portugal itu menekankan pentingnya mentalitas juara, bukan hanya taktik. Menurutnya, persiapan sejak latihan akan sangat menentukan hasil pertandingan. “Ini soal urgensi dari perasaan bahwa kami harus menang, karena situasi sekarang sangat sulit,” kata Ruben Amorim. “Kami masuk ke lapangan dengan perasaan bahwa tidak ada dua atau tiga hasil, hanya satu. Mari kita lakukan,” tegasnya. “Pada akhirnya, bisa berhasil atau tidak, tapi perasaan mendesak itu bukan soal taktik atau kemampuan,” jelas Amorim. “Perasaan itu harus dibawa ke pertandingan berikutnya. Kami harus menang di laga selanjutnya, dan itu dimulai dari latihan, bukan hanya saat pertandingan,” pungkasnya.

Meski Berhasil Kalahkan Chelsea, Manchester United Masih Suka Persulit Diri Read More »

Antonio Cassano : Santiago Gimenez Penyerang Yang Fenomenal, Milan Yang Salah!

Berita Bola – Performa striker AC Milan, Santiago Gimenez, tengah menjadi sorotan tajam. Pasalnya, penyerang asal Meksiko itu belum juga mencetak gol pertamanya musim ini. Mandulnya Gimenez membuat posisinya di lini depan Rossoneri terus dipertanyakan. Padahal, ia diharapkan bisa menjadi mesin gol andalan tim. Di tengah derasnya kritik, pembelaan justru datang dari mantan penyerang Timnas Italia, Antonio Cassano. Ia memberikan pandangan yang berbeda mengenai situasi Gimenez. Cassano tidak hanya membela sang striker, tetapi juga secara tersirat menyalahkan sikap klub. Menurutnya, hal itu menjadi salah satu penyebab utama kesulitan yang dialami Gimenez. Dalam sebuah acara di Twitch, Cassano mengakui bahwa Gimenez memang sedang tidak dalam kondisi terbaiknya. Ia sadar sang pemain kerap membuat kesalahan di lapangan. Meski demikian, Cassano tetap memandang Gimenez sebagai pemain yang luar biasa. Ia percaya bahwa striker berusia 24 tahun itu memiliki potensi yang sangat besar. “Menurut saya, Gimenez itu fenomenal,” kata Cassano, seperti dikutip dari MilanNews24. Ia pun kembali menegaskan penilaiannya meski melihat performa sang pemain saat ini. “Tetapi dia membuat kesalahan dan sedang kesulitan. Bagi saya dia sangat bagus,” sambungnya. Lebih lanjut, Cassano mengaitkan performa buruk Gimenez dengan situasi di bursa transfer musim panas lalu. Saat itu, Gimenez santer dikabarkan akan dilepas oleh Milan. Menurut Cassano, keinginan klub untuk menjualnya telah memengaruhi mental sang pemain. Hal itu membuatnya tidak bahagia dan tampil di bawah standar. “Apa yang Anda harapkan jika Anda ingin menjualnya dengan cara apa pun?” tanya Cassano. Sebagai mantan pemain yang tahu betul tekanan di Milan, ia merasa wajar jika Gimenez terpengaruh. Menurutnya, tidak ada pemain yang bisa tampil maksimal jika merasa tidak diinginkan. “Wajar jika dia tidak bahagia,” tutupnya.

Antonio Cassano : Santiago Gimenez Penyerang Yang Fenomenal, Milan Yang Salah! Read More »

Selama Ada Mo Salah Di Liverpool, Alexander Isak Cuma Jadi ‘Pemain Kedua’

Berita Bola – Alexander Isak akhirnya melakoni laga debutnya untuk Liverpool. Momen itu terjadi saat The Reds menang dramatis 3-2 atas Atletico Madrid, Rabu lalu. Kemenangan Liverpool kembali ditentukan di menit-menit akhir. Kali ini, sundulan Virgil van Dijk menjadi pembeda dan memastikan tiga poin untuk timnya. Namun, di balik kemenangan tersebut, ada sorotan menarik terhadap pengalaman pertama Isak. Debutnya sebagai pemain termahal mungkin tidak sepenuhnya berjalan sesuai harapan. Mantan striker Liverpool, Stan Collymore, meyakini Isak bisa saja merasa sedikit frustrasi. Pasalnya, ia kini harus beradaptasi dengan peran yang jauh berbeda dari sebelumnya. Selama beberapa tahun terakhir, semua orang tahu siapa tokoh sentral di lini serang Liverpool. Mohamed Salah adalah raja sekaligus alasan utama dominasi The Reds. Sementara itu, Isak datang dari Newcastle dengan status sebagai titik fokus utama serangan. Hampir setiap bola di sepertiga akhir lapangan akan diarahkan kepadanya. Kondisi inilah yang menurut Collymore bisa memicu sedikit rasa frustrasi pada diri Isak. Ia kini bukan lagi prioritas utama dalam alur serangan tim. “Dia akan frustrasi dalam 25 menit pertama karena meskipun Liverpool memulai dengan cepat, dia bukan menjadi outlet utama,” tulis Collymore di akun X pribadinya. Collymore menegaskan sebuah realita yang harus diterima oleh setiap penyerang baru di Liverpool. Selama Salah masih ada, peran utama sudah pasti menjadi miliknya. Menurutnya, status sebagai pemain rekor transfer tidak akan mengubah hierarki tersebut. Isak harus siap untuk memainkan peran pendukung bagi sang bintang Mesir. “Tidak mengherankan siapa (outlet utamanya), tetapi striker mana pun yang datang sebagai rekor transfer saat Salah ada di sekitarnya harus rela memainkan peran kedua,” jelasnya. Artinya, Isak harus bisa memaksimalkan setiap peluang sekecil apa pun di dalam kotak penalti. Ia tidak bisa lagi berharap akan selalu dilayani seperti sebelumnya. Perubahan peran ini menuntut Isak untuk melakukan adaptasi gaya bermain. Ia tidak bisa lagi sering turun mencari bola atau melebar ke sayap. Menurut Collymore, Isak harus belajar menjadi seorang ‘rubah di dalam kotak penalti’. Mirip seperti adaptasi yang dilakukan Erling Haaland saat pertama kali tiba di Manchester City. “Seperti Haaland di City, dia harus terbiasa dengan mode ‘rubah di dalam kotak penalti’ karena setiap tim yang datang ke Anfield akan bertahan dalam,” ujar Collymore. Ia juga mengamati Isak sempat memberi isyarat meminta bola sebanyak lima kali. Sebuah kebiasaan yang mungkin sulit terwujud di timnya yang sekarang. “Di Newcastle dia akan mendapatkannya 3 kali dari 5 kesempatan itu, di Liverpool dia mungkin tidak dapat sama sekali karena Salah dan Wirtz akan mendapatkan banyak bola itu,” tambahnya. Pada akhirnya, Collymore menyimpulkan bahwa semua ini adalah bagian dari proses. Membangun koneksi dan pemahaman dengan rekan-rekan baru tidak terjadi dalam semalam. Kunci bagi Isak adalah untuk tidak berkecil hati. Ia harus terus melakukan pergerakan cerdas tanpa bola yang menjadi salah satu kekuatannya. “Pada akhirnya dia akan membangun koneksi dengan seseorang, tetapi itu mungkin butuh waktu,” kata Collymore.

Selama Ada Mo Salah Di Liverpool, Alexander Isak Cuma Jadi ‘Pemain Kedua’ Read More »