Komunitas Agen Bola, SBOBET, IBCBET, Prediksi Pasaran Bola & Casino Online Terbesar

Berita Bola

Jelang Malam Penghargaan Ballon d’Or, Hansi Flick Sindir Keras Real Madrid

Berita Bola – Pelatih Barcelona, Hansi Flick, melontarkan komentar tajam yang diyakini ditujukan kepada rival abadi mereka, Real Madrid. Momen ini terjadi dalam konferensi pers jelang laga melawan Getafe. Laga melawan Getafe sendiri akan digelar pada Senin (22/9/2025) esok. Namun, sorotan justru tertuju pada komentar Flick mengenai acara penghargaan Ballon d’Or. Flick, yang akan menghadiri acara tersebut di Paris, secara tidak langsung mengkritik sikap Real Madrid. Los Blancos dilaporkan akan kembali memboikot acara tersebut untuk tahun kedua secara beruntun. Pelatih asal Jerman itu menekankan pentingnya menunjukkan rasa hormat kepada para pemenang. Sebuah nilai yang menurutnya mungkin telah dilupakan oleh sang rival. Semua bermula ketika Hansi Flick ditanya mengenai peluang bintang muda Barcelona, Lamine Yamal, untuk memenangkan Ballon d’Or di masa depan. Namun, Flick justru memberikan jawaban yang melebar dan penuh makna. Komentarnya tersebut diyakini sebagai sindiran langsung kepada Real Madrid. Ia menegaskan bahwa menghadiri acara seperti Ballon d’Or adalah sebuah bentuk respek yang sangat penting. “Untuk berada di sana adalah untuk menjaga rasa hormat. Anda harus pergi ke sana, menunjukkan rasa hormat kepada para pemenang dan itu sangat penting,” kata Flick dalam konferensi persnya, seperti dilansir Diario AS. “Anda harus menunjukkan rasa hormat kepada para pemenang. Siapa pun yang memenangkannya pantas mendapatkannya,” tegasnya. Dalam kesempatan yang sama, Flick juga membahas performa Marcus Rashford. Penyerang asal Inggris itu baru saja menjadi pahlawan kemenangan Barcelona di Liga Champions. Menurut Flick, dua gol ke gawang Newcastle United telah mengembalikan kepercayaan diri Rashford. Namun, ia mengingatkan bahwa kerja keras adalah kunci utama untuk sukses di klub sebesar Barcelona. “Saya pernah mengatakannya sebelumnya. Dia mendapatkan kepercayaan diri dengan dua gol itu,” ujar Flick. “Ketika Anda tiba di klub seperti ini, Anda harus beradaptasi, tetapi dia berada di momen yang hebat. Anda harus berkembang setiap hari dan beradaptasi dengan setiap situasi,” jelasnya. Flick juga tidak menghindar saat ditanya mengenai situasi sulit yang dialami Dani Olmo. Gelandang serang asal Spanyol itu memang minim mendapat kesempatan bermain di awal musim ini. Pelatih berusia 60 tahun itu memberikan jawaban yang diplomatis. Ia menegaskan bahwa dengan skuad yang besar, ia harus membuat keputusan sulit demi kepentingan tim. “Kami memiliki 25 pemain dan kami harus membuat keputusan. Kami baru saja memulai musim dan setiap pemain itu penting, kami membutuhkan semua orang,” kata Flick. “Beberapa mungkin tidak sepenuhnya senang, tetapi ini adalah tentang tim. Mereka tahu tentang apa ini semua,” tutupnya.

Jelang Malam Penghargaan Ballon d’Or, Hansi Flick Sindir Keras Real Madrid Read More »

Jalani Start Di La Liga Masih Sempurna, Xabi Alonso Justru Belum Puas Dengan Real Madrid

Berita Bola – Real Madrid sukses melanjutkan start sempurna mereka di La Liga 2025/26. Kemenangan 2-0 atas Espanyol, Sabtu (20/9/2025) malam, memantapkan posisi mereka di puncak klasemen Liga Spanyol. Hasil ini membuat Los Blancos hingga berita ini tayang, unggul lima poin di singgasana La Liga dari pesaing terdekatnya. Skuad asuhan Xabi Alonso seakan tidak terbendung di awal musim ini. Namun, di balik rentetan hasil positif tersebut, sang pelatih ternyata belum sepenuhnya puas. Xabi Alonso secara terbuka mengkritik satu aspek permainan timnya. Ia merasa bahwa meskipun menang, timnya masih kurang menunjukkan ‘kebrilianan’. Tuntutan standar tinggi ini menjadi bukti bahwa Alonso tidak akan membiarkan timnya cepat berpuas diri. Xabi Alonso memuji penampilan timnya yang disebutnya tampil dengan serius, stabil, dan tenang. Namun, ia merasa masih ada ruang untuk perbaikan, terutama di lini serang. Menurutnya, Real Madrid masih kurang tajam dalam menciptakan peluang dan penyelesaian akhir. Ia menuntut para pemainnya untuk bisa lebih kreatif saat berada di sepertiga akhir lapangan. “Mungkin kami kurang sedikit ‘brilian’ di sepertiga akhir lapangan, untuk menciptakan sedikit lebih banyak… Tetapi tim ini serius, tanpa memiliki masalah apa pun. Ini adalah kemenangan penting untuk terus berkembang,” kata Alonso kepada Real Madrid TV. Alonso juga memberikan analisis taktisnya untuk membongkar pertahanan rapat lawan. Menurutnya, melepaskan tembakan dari luar kotak penalti adalah salah satu kunci. Ia juga memberikan pujian untuk gol-gol yang dicetak oleh Eder Militao dan Kylian Mbappe. Gol Mbappe yang lahir dari skema transisi cepat dinilainya sebagai buah dari pengambilan keputusan yang tepat. “Melawan blok pertahanan rendah, Anda harus menembak dari luar. Ketika ruang sempit, Anda perlu bergerak cepat,” jelas Alonso. Dalam laga ini, Alonso membuat kejutan dengan menurunkan formasi 4-4-2. Ia juga memberikan kesempatan starter perdana untuk pemain muda, Gonzalo Garcia. Langkah ini diambil untuk menciptakan lebih banyak variasi serangan dan kehadiran di kotak penalti. Ia juga secara khusus memuji peran duo gelandang, Aurelien Tchouameni dan Fede Valverde. “Aurelien dan Fede memainkan permainan yang sangat serius, memberikan kontrol pada permainan,” puji Alonso. Di tengah tuntutannya, Alonso juga mendapat kabar yang sangat baik. Kembalinya Jude Bellingham dan Eduardo Camavinga dari cedera memberinya lebih banyak opsi. Ia menegaskan bahwa kehadiran semua pemain sangat krusial untuk menghadapi jadwal padat. Kembalinya dua gelandang top ini dianggapnya sebagai suntikan amunisi yang sangat penting. “Ini adalah berita bagus untuk semua orang. Mereka adalah pemain top dan untuk kalender berikutnya, kami membutuhkan semua orang. Sekarang, kami akan memiliki lebih banyak opsi,” tegasnya.

Jalani Start Di La Liga Masih Sempurna, Xabi Alonso Justru Belum Puas Dengan Real Madrid Read More »

Pertandingan Liverpool vs Everton Sudah Selesai, Mengapa Jack Grealish Dapat Kartu Kuning

Berita Bola – Drama panas Derby Merseyside antara Liverpool vs Everton tidak berhenti saat peluit panjang dibunyikan. Bintang Everton, Jack Grealish, justru menjadi pusat perhatian setelah pertandingan usai. Pemain sayap Timnas Inggris itu terlihat meluapkan amarahnya secara langsung kepada wasit Darren England. Protes kerasnya tersebut berujung pada sebuah kartu kuning yang tidak biasa. Insiden ini terjadi setelah Everton harus mengakui keunggulan Liverpool dengan skor 1-2. Tensi tinggi di akhir laga tampaknya menjadi pemicu utama emosi para pemain The Toffees. Dalam wawancara pasca-laga, Grealish akhirnya membeberkan secara detail apa yang memicu kemarahannya. Ia mengungkapkan setidaknya ada tiga keputusan wasit yang membuatnya sangat frustrasi. Kamera di Anfield dengan jelas menangkap momen panas setelah laga berakhir. Jack Grealish bersama manajer David Moyes langsung menghampiri perangkat pertandingan untuk melayangkan protes. Emosi Grealish tampak tak terkendali hingga kiper Jordan Pickford harus turun tangan. Pickford terlihat berusaha menarik rekan setimnya itu menjauh dari wasit untuk menghindari sanksi lebih berat. Komentator pertandingan, Darren Fletcher, melaporkan insiden tersebut secara langsung. “Jack Grealish baru saja diberi kartu kuning oleh Darren England setelah peluit akhir dan David Moyes juga ingin berbicara dengan para ofisial,” katanya. Salah satu pemicu utama kemarahan Grealish adalah durasi tambahan waktu yang sangat minim. Wasit hanya memberikan tiga menit injury time pada babak kedua. Grealish merasa keputusan tersebut sangat aneh dan tidak wajar untuk standar Premier League. Sentimen ini juga diamini oleh pundit Ally McCoist yang merasa seharusnya ada lebih banyak tambahan waktu. “Bahkan waktu tambahan, tiga menit? Ayolah. Saya belum pernah melihat itu di Premier League,” keluh Grealish dalam wawancaranya dengan TNT Sports. Selain injury time, Grealish juga dibuat bingung oleh kartu kuning yang diterima Kiernan Dewsbury-Hall. Menurutnya, hukuman itu diberikan atas dasar alasan yang tak masuk akal. Dewsbury-Hall diganjar kartu kuning karena mencoba mengambil tendangan bebas dengan cepat saat timnya sedang tertinggal. Grealish mengaku tidak pernah melihat ada pemain dihukum karena alasan seperti itu. “Saya belum pernah melihat seorang pemain dalam hidup saya dikartu kuning karena mengambil tendangan bebas cepat. Saya tidak tahu dari mana aturan itu datang,” ujar Grealish. Puncak kekecewaan Grealish adalah apa yang ia anggap sebagai inkonsistensi wasit. Ia menyindir bahwa sang pengadil lapangan mungkin terpengaruh oleh tekanan suporter tuan rumah di Anfield. Grealish merasa wasit terlalu mudah memberikan pelanggaran untuk Liverpool, bahkan untuk sentuhan-sentuhan ringan. Hal ini menurutnya tidak adil dan merugikan timnya. “Anda datang ke stadion-stadion ini, dengan penonton yang menekan Anda, saya merasa sepertinya mereka harus memberikannya ,” sindir Grealish.

Pertandingan Liverpool vs Everton Sudah Selesai, Mengapa Jack Grealish Dapat Kartu Kuning Read More »

Cuma Main Imbang 1-1 Lawan Verona, Juventus Sudah Mulai Kelelahan

Berita Bola – Start sempurna Juventus di Serie A 2025/26 akhirnya terhenti di pekan keempat. Bianconeri harus puas bermain imbang 1-1 saat bertandang ke markas Hellas Verona, Sabtu (21/9/2025) malam WIB. Hasil ini membuat rekor 100% kemenangan Si Nyonya Tua harus ternoda. Mereka kini mengoleksi tiga kemenangan dan satu hasil imbang dari empat laga awal. Pencetak gol Juventus dalam laga tersebut, Francisco Conceicao, memberikan analisisnya. Ia secara jujur mengakui bahwa timnya tidak tampil dalam performa terbaik. Menurut pemain sayap asal Portugal itu, ada satu faktor utama di balik hasil yang kurang memuaskan ini. Faktor tersebut adalah kelelahan akibat jadwal yang sangat padat. Francisco Conceicao tidak menampik bahwa hasil imbang ini terasa mengecewakan. Namun, ia merasa ada penjelasan logis di balik performa timnya yang sedikit menurun. Menurutnya, status sebagai tim besar yang berkompetisi di berbagai ajang menuntut konsekuensi fisik. Jadwal padat yang mengharuskan mereka bermain setiap tiga hari mulai menunjukkan dampaknya. “Kami adalah tim hebat yang bermain di semua kompetisi,” ujar Conceicao kepada TuttoJuve. “Jadi wajar jika sedikit lebih lelah dari tim lain. Kami tahu ini akan sulit di sini jadi wajar jika kami ingin berbuat lebih baik – tapi sayangnya kami tidak berhasil,” tambahnya. Lebih spesifik, Conceicao menyoroti satu kelemahan timnya dalam pertandingan tersebut. Ia merasa Juventus terlalu sering kehilangan bola secara cuma-cuma. Kesalahan-kesalahan mendasar inilah yang membuat mereka gagal mengembangkan permainan. Ia pun kembali mengaitkan masalah ini dengan kondisi fisik para pemain. “Kami tahu Verona kuat di kandang tetapi kami kehilangan bola terlalu sering,” keluhnya. “Ini bisa dijelaskan oleh fakta bahwa kami bermain setiap tiga hari,” jelas Conceicao. Meskipun hasil akhir kurang memuaskan, Conceicao sendiri tampil sebagai pemain terbaik Juventus. Ia menjadi ancaman konstan bagi pertahanan Verona sepanjang laga. Penampilan gemilang di laga pertamanya pasca cedera ini menjadi bukti kualitasnya. Ia bertekad untuk terus membuat pelatih Igor Tudor pusing dalam menentukan pilihan starter. “Kami semua kuat,” kata Conceicao. “Saya melakukan yang terbaik untuk menyulitkan pelatih, lalu terserah padanya untuk memutuskan,” tegasnya. Pada akhirnya, Conceicao tidak ingin timnya terlalu lama larut dalam kekecewaan. Ia sadar bahwa kesalahan telah terjadi, namun fokus harus segera dialihkan ke laga berikutnya. Ia menegaskan bahwa sebagai tim besar, Juventus memiliki standar yang sangat tinggi. Kemenangan adalah sebuah kewajiban di setiap pertandingan yang mereka jalani. “Kami membuat banyak kesalahan tetapi tim-tim besar memiliki banyak pertandingan untuk dimainkan,” pungkasnya. “Kami harus segera bangkit kembali karena Juventus harus memenangkan setiap pertandingan,” tutup Conceicao.

Cuma Main Imbang 1-1 Lawan Verona, Juventus Sudah Mulai Kelelahan Read More »

Juventus Pulang Dengan 1 Poin Usai Ditahan Imbang 1-1 Tuan Rumah Hellas Verona

Berita Bola – Juventus harus puas berbagi angka saat bertemu Verona pada pekan keempat Serie A 2025/2026. Duel ini berlangsung di Stadion Marcantonio Bentegodi pada Sabtu (20/09/2025) malam WIB. Laga berjalan cukup menegangkan bagi kubu Juventus. Mereka sempat berada dalam ancaman kekalahan sebelum gol Suat Serdar dari Verona dianulir lewat tinjauan VAR. Verona mencetak gol melalui Gift Orban. Di sisi lain, Francisco Conceicao menjadi pencetak gol untuk Juventus. Dengan hasil imbang ini, Juventus menambah koleksi poinnya menjadi 10. Bianconeri pun untuk sementara berhasil duduk di posisi puncak klasemen Serie A 2025/2026. Di sisi lain, Verona harus puas dengan tambahan satu angka. Tim asuhan Marco Baroni tersebut kini berada di peringkat 15 klasemen dengan tiga poin. Jalannya Laga : Juventus mengawali laga dengan intensitas tinggi lewat kecepatan Conceicao. Sayap muda itu sempat membongkar sisi kiri pertahanan Verona, tapi Nunez tampil disiplin untuk merebut bola. Pertahanan Juventus sempat goyah ketika Gatti memberi umpan ke kiper Di Gregorio yang langsung ditekan Orban. Beruntung kiper Italia itu tampil sigap dan menggagalkan peluang tuan rumah. Meski dominan, Juve terlihat kurang tajam di depan gawang. Cambiaso sempat melepas umpan silang matang, tapi Mario gagal menyambut dengan sempurna. Serangan mereka kerap patah di sepertiga akhir lapangan. Ketajaman baru hadir di menit ke-19 ketika Conceicao melakukan aksi individu brilian. Ia melewati tiga bek Verona sebelum melepaskan tembakan melengkung ke sudut gawang. Gol indah itu membuat Juventus unggul 1-0. Verona tidak gentar meski tertinggal. Serdar melepaskan sepakan jarak jauh yang diblok Kelly, memberi sinyal bahwa mereka siap membalas. Dukungan penuh publik Bentegodi menambah semangat tuan rumah. Menjelang turun minum, drama VAR menghiasi laga setelah bola lemparan jauh mengenai tangan Mario. Rapuano menunjuk titik putih, dan Orban sukses mengeksekusi penalti untuk menyamakan skor 1-1. Selepas jeda, Verona tancap gas lebih dulu. Mereka mencoba mengurung Juventus dengan bola-bola panjang ke lini pertahanan lawan. Juventus punya peluang emas lewat Vlahovic setelah menerima umpan cepat Yildiz. Namun, Montipo tampil heroik menepis tembakan bomber Serbia itu. Verona membalas lewat aksi solo run Orban yang menusuk hingga kotak penalti. Sepakannya keras mengarah ke gawang, tapi Di Gregorio kembali jadi penyelamat dengan menepis bola ke atas mistar. Publik tuan rumah sempat bersorak ketika Serdar menanduk bola hasil skema sepak pojok. Namun kebahagiaan itu buyar setelah VAR menganulir gol karena posisi offside dalam prosesnya. Menjelang akhir laga, Juventus mencoba menekan lewat serangan sayap. Cambiaso membuat Bradaric hampir melakukan gol bunuh diri, tapi bola justru melebar tipis. Sampai peluit panjang dibunyikan, skor tetap 1-1. Verona boleh puas menahan raksasa Serie A itu, sementara Juventus harus pulang hanya dengan satu poin dari markas lawan.

Juventus Pulang Dengan 1 Poin Usai Ditahan Imbang 1-1 Tuan Rumah Hellas Verona Read More »

Kembali Sebagai Lawan, Alejandro Garnacho Jadi Bahan Ejekan Suporter MU Di Old Trafford

Berita Bola – Manchester United meraih kemenangan 2-1 atas Chelsea di Old Trafford pada Sabtu malam (20/9/2025) WIB. Gol dari Bruno Fernandes dan Casemiro membawa tuan rumah unggul cepat dua gol. Chelsea sempat mencoba bangkit setelah Casemiro dikartu merah sebelum turun minum. Trevoh Chalobah memperkecil ketertinggalan, tetapi itu tidak cukup untuk menghindarkan tim dari kekalahan. Kartu merah dan gol cepat membuat strategi Chelsea kacau. Pelatih Enzo Maresca melakukan pergantian pemain, termasuk menarik keluar Cole Palmer akibat cedera pangkal paha, namun hal itu tidak mampu mengubah jalannya laga. Kemenangan ini menjadi modal penting bagi United untuk melanjutkan tren positif di Premier League. Selain itu, perhatian juga tertuju pada kepulangan mantan pemain mereka, Alejandro Garnacho. Garnacho kembali ke Old Trafford setelah pindah ke Chelsea pada bursa transfer musim panas senilai 40 juta pounds. Meski hanya duduk di bangku cadangan, ia menjadi sasaran chant pedas dari suporter United. Chant yang terdengar berbunyi: “Siapa orang Argentina itu? Siapa orang serakah itu? Namanya Garnacho dan dia tidak punya otak, dan dia tidak akan memenangkan trofi lagi” mengingatkan pada ejekan yang pernah diterima Carlos Tevez saat pindah ke Manchester City pada 2009. Penggunaan chant serupa menunjukkan kemarahan fans terhadap pemain yang meninggalkan klub secara kontroversial. Garnacho, yang meniti karier dari akademi United sebelum debut senior, kini merasakan respons keras dari pendukung lamanya. Selama memperkuat Manchester United, Garnacho tampil dalam 144 pertandingan, mencetak 26 gol, serta ikut meraih gelar FA Cup dan Carabao Cup. Keputusannya meninggalkan klub muncul setelah Ruben Amorim dikabarkan mulai kehilangan kesabaran terhadap sikapnya di lapangan. Bergabung dengan Chelsea membuat Garnacho kembali menjadi sorotan saat menghadapi mantan timnya di Old Trafford. Meskipun telah hengkang, prestasi dan kontroversi yang ia tinggalkan tetap melekat di ingatan para penggemar. Sorakan dan chant pedas dari para pendukung menunjukkan bahwa citra Garnacho sulit dihapus dari benak fans. Kepulangannya ke Old Trafford menjadi momen yang kurang menyenangkan bagi sang pemain.

Kembali Sebagai Lawan, Alejandro Garnacho Jadi Bahan Ejekan Suporter MU Di Old Trafford Read More »